Minggu, 28 November 2010

ATASI SEGERA OBESITAS PADA REMAJA


Obesitas (kegemukan) pada remaja tidak dapat dipandang sebelah mata, semakin banyaknya remaja yang mengalami obesitas saat ini menjadi indikasi masalah kesehatan yang akan terus berkembang. Sebuah langkah penting untuk mengenal obesitas pada remaja secara lebih dalam, mengingat obesitas sering menimbulkan resiko kesehatan lainnya yang lebih serius.
Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology, mengungkapkan, obesitas yang dialami seseorang pada saat remaja berkaitan erat dengan peningkatan risiko kematian di usia paruh baya.
Penelitian tersebut melibatkan 227 ribu pria dan wanita Norwegia yang diukur tinggi dan berat badannya antara 1963-1975 saat mereka berusia antara 14-19 tahun, dengan mengikuti perkembangan mereka sampai tahun 2004, saat mereka rata-rata berusia 52 tahun, 9.650 orang diantaranya meninggal.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa mereka yang mengalami obesitas atau everweight (kelebihan berat badan) saat remaja diketahui 3-4 kali lebih beresiko mengalami penyakit jantung yang berujung pada kematian. Resiko kanker kolon serta penyakit pernapasan asma dan emfisema juga meningkat 2-3 kali.
Obesitas atau Overweight ?
Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan gangguan psikologis yang serius. Belum lagi kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Dapat dibayangkan jika obisitas terjadi pada remaja, maka remaja tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri.
Obesitas terjadi jika seseorang mengkonsumsi kalori melebihi jumlah kalori yang dibakar. Pada hakikatnya tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan hidup dan aktivitas fisik. Namun untuk menjaga berat badan, perlu adanya keseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Ketidakseimbangan energi yang terjadi dapat mengarah pada kelebihan berat badan dan obesitas. Ketidakseimbangan energi yang masuk dan keluar ini berbeda pada tiap individu. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya genetic dan lingkungan.
Derajat obesitas biasanya diukur dengan menghitung Body Mass Index (BMI) atau Index Massa Tubuh (IMT), Nilai BMI diperoleh dari membagi berat badan dalam kilogram (kg) dengan kuadrat tinggi dalam meter (m2). Nilai 25-29,9 dikategorikan sebagai berat badan lebih (overweight), sedangkan nilai 30 atau lebih dikatakan sebagai obesitas.
TABEL KLASIFIKASI BMI

Klasifikasi
BMI (kg/m2)
Underweight
< 18 – 50
Berat
< 16.00
Menengah
16.00 – 16.99
Ringan
17.00 – 18.49
Batas Normal
18, 50 – 24. 99
Overweight
> 25.00
Pre – obesitas
25.00 – 29.99
Obesitas
> 30.00
Obesitas I
30.00 – 34.99
Obesitas II
35.00 – 39.99
Obesitas III
> 40.00
          Sumber : Diadaptasi dari WHO
Obesitas , Masalah Sensitif bagi Remaja
Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja yang mengalami kelebihan berat badan mungkin memperhatikan perubahan fisiknya tersebut. Disamping risiko kesehatan jangka panjang seperti peningkatan tekanan darah dan diabetes, masalah sosial dan emosional sebagai akibat kelebihan berat badan dapat menyebabkan remaja putus asa. Belum lagi jika usaha menurunkan berat badan tidak memberikan hasil terbaik.
Remaja perlu diingatkan bahwa tidak ada gambaran tubuh yang sempurna yang dapat dicapai. Berat yang sesuai untuk seseorang belum tentu tepat untuk orang lain. Remaja harus didorong untuk mencapai berat badan yang sehat.
Menurunkan berat badan dan tetap mempertahankannya merupakan komitmen jangka panjang. Diperlukan perubahan gaya hidup yang teratur dan konsisten agar upaya yang telah dilakukan tidak sia-sia. Diet yang berlebihan akan mengurangi asupan nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan remaja. Sementara pil penurun berat badan instan hanyalah solusi sementara yang tidak menyelesaikan akar permasalahan.
Aktivitas fisik juga diperlukan untuk membantu penurunan berat badan dan membakar kalori. Ikut serta dalam tim olahraga di sekolah, bersepeda atau mungkin berjalan kaki ke sekolah merupakan diantara cara untuk membuat remaja tetap aktif. Mencuci mobil atau melakukan pekerjaan rumah tangga juga dapat dihitung sebagai aktivitas fisik.
Biasakan remaja untuk sarapan sebelum memulai aktivitas. Walaupun kadang dianggap sepele, namun sesungguhnya sarapan merupakan hal yang penting. Sarapan yang bergizi akan memberi energi untuk menghadapi aktivitas sepanjang hari. Selain itu, sarapan dapat mencegah remaja makan berlebihan pada siang dan malam harinya. Bekali juga remaja dengan cemilan sehat seperti buah-buahan.
Mengukur porsi makanan juga penting. Makanlah hanya saat lapar dan berhenti sebelum benar-benar merasa kenyang. Hal yang sering dilupakan oleh remaja adalah konsumsi minum-minuman yang mengandung gula dan kalori berlebih seperti soda. Padahal kelebihan kalori akan berakibat pada obesitas.
Kebiasaan sehat harus ditularkan ke seluruh anggota keluarga. Makanan sehat dan aktifitas fisik tentunya baik untuk semua orang. Remaja yang sedang dalam proses penurunan berat badan memerlukan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Cara Penurunan Berat Badan yang Sehat
Tujuan dari terapi obesitas tak lain untuk mencapai dan menjaga berat badan yang sehat. Jumlah kilogram berat badan yang harus diturunkan ini terkadang lebih sedikit daripada yang dirasakan oleh mereka yang menjalani terapi obesitas.
Padahal, penurunan berat badan sekitar 5-10 % saja sudah dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan. Namun jangan pernah berhenti saat mencapai hasil ini. Penurunan berat badan 0,5 kg per minggu secara perlahan dan konstan merupakan cara yang aman untuk menjaga berat badan.
Upaya untuk mencapai berat badan yang sehat dapat dilakukan melalui; pertama, perubahan pola makan (diet), kedua, peningkatan aktivitas fisik, dan ketiga, modifikasi perilaku. Dan keempat, dokter dapat meresepkan obat antiobesitas atau kelima, merekomendasikan tindakan bedah untuk membantu menurunkan berat badan. Namun semua itu tergantung kepada kondisi tiap individu.

Sumber : MAJALAH.KOMUNITAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar